Papua Wamena di Indonesia memberi rasa kopi dengan kekayaan

Papua Wamena di Indonesia memberi rasa kopi dengan kekayaan

 

Provinsi Papua Barat, terletak di bagian paling timur Indonesia


Setengah bagian timur pulau New Guinea sekarang menjadi negara merdeka yang disebut Papua New Guinea (ibu kota Port Moresby), dan bagian barat adalah Provinsi Papua Barat Indonesia, dan saya ingat belajar "Irian Jaya" di kelas geografi ketika saya masih seorang siswa sekolah menengah pertama.

Guru geografi ini adalah wali kelas saya di tahun pertama sekolah menengah pertama, dan saya tidak yakin apakah dia berspesialisasi dalam geopolitik Indonesia atau tidak, tetapi cara dia terus mengatakan "Sumatra, Jawa, Borneo" telah meninggalkan kesan yang jelas. Jadi saya terasa kurang pas waktu dengar "pulau Kalimantan" bukan "pulau Borneo".

Di gereja istri saya, ada banyak orang dari Papua, dan mereka semua adalah orang yang sangat baik ketika saya berbicara dengan mereka.

Kopi Papua Wamena ringan dan mudah diminum serta memiliki rasa yang sangat halus dan elegan

Kopi Papua Wamena mudah diminum dengan sedikit keasaman dan kekayaan.

Terminal 3 baru di Bandara Soekarno-Hatta adalah rumah bagi sejumlah kafe yang menyeduh speciality coffee termasuk "One Fifteenth Coffee" dan "Ardent Archipelago", lalu terakhir kali saya pergi ke Lombok, saya mampir "Ardent Archipelago" dan memiliki kopi asal tunggal Papua diseduh dengan gaya Kalita Wave.

Kalita adalah produsen peralatan kopi umum yang berbasis di Yokohama, Jepang. Permukaan dripper bergelombang, sehingga air panas menetes dengan lancar tanpa bias karena ada ruang di antara filter, dan karena ada tiga lubang di bagian bawah, air panas jatuh sebelum kepahitan kopi keluar, dan itu ditandai dengan kopi yang mudah untuk diminum.



Mahapala Unnes Bersiap Daki Carstenz Pyramid di Papua

Mahapala Unnes Bersiap Daki Carstenz Pyramid di Papua

 


Mahasiswa Pecinta Alam (Mahapala) Unnes mempersiapkan diri untuk menaklukan Carstenz Pyramid Papua. Untuk menunjang itu, mereka melakukan training center terhadap 15 calon pendaki di Gunung Merbabu.

Ketua Mahapala Unnes Miftakhul Ulum menyampaikan, persiapan harus dilakukan dengan matang sebab puncak Carstenz Pyramid atau yang biasa disebut dengan puncak jaya berketinggian 4.884 mdpl.

Kegiatan training center berlangsung dua hari Senin sampai Selasa (8-9/6). Tim berangkat menggunakan pick up dan turun di base camp Genikan.


Lima belas pendaki di dampingi Putra Triya Admaja sebagai ketua tim teknis juga mantan atlet Spirit of Indonesia Youth Expedition III (SIYE III) Aconcagua, Muhammad Syafii, dan Rizal Agung sebagai pendamping.

Seperti TC Merbabu sebelumnya, kali ini juga atlet lari sekuat tenaga menuju puncak Merbabu dengan waktu secepat mungkin.

Alhasil, Indra Dwi Priyono mencapai puncak Merbabu pertama dengan catatan waktu 1 jam 50 menit, di susul Muhammad Ulin Nuha (1 jam 57 menit).

Miftakhul Ulum berharap, dengan kesiapan yang matang ini semoga Mahapala Unnes bisa mengibarkan Sang Saka Merah Putih di Carstenz Piramid, Papua.